Senin, 19 Januari 2009

Tombo Hati (Obat Hati) JILID 4

Di dalam Adabul Mufrod karya Imam al-Bukhori disebutkan sebuah hadist yang diriwayatkan dari Qubaishah bin Burmah al-Asadi, dia berkata, aku bersama Nabi SAW dan mendengar beliau bersabda, ”Ahli kebaikan di dunia adalah ahli kebaikan di akhirat dan ahli kemungkaran di dunia merupakan ahli kemungkaran di akhirat.” (hadist shohih, diriwayatkan juga di dalam ad-Durr al-Mantsur as-Suyuthi dan al-Hakim) Selain itu Imam al-Bukhari (juga oleh Imam Tirmidzi) meriwayatkan; Al-arwahu junnuudun mujannadah – Ruh itu gerombolan yang digerombolkan (kumpulan yang dikumpulkan, bala yang dibalakan).

Spirit inilah yang diusung untuk menorehkan bait lirik syair tombo ati yang ketiga – Kaping telu wong kang sholeh kumpulono. Kalau kita berkumpul dengan orang-orang baik, maka kita akan diselimuti aura baik pula. Orang baik itu seperti penjual minyak wangi – kata Nabi. Jadi orang baik itu akan menyemprotkan wangi-wangiannya ke sekelilingnya. Jadi sekitarnya akan menjadi harum karenanya. Oleh karena itu dekat-dekatlah kita kepada penjual minyak wangi sebab kalaupun toh tidak mampu membeli kita akan memperoleh bau wanginya – itulah dawuh Kanjeng Nabi.

Dari Anas r.a., ia menuturkan, Rasululloh SAW bersabda, ”Dan perumpamaan teman duduk yang baik itu bagaikan penjual minyak wangi kasturi, jika minyak kasturi itu tidak mengenaimu, maka kamu akan mencium bau wanginya. Dan perumpamaan teman duduk yang jelek adalah seperti tukang pandai besi, jika kamu tidak kena arangnya/percikannya, maka kamu akan terkena asapnya.” (Rowahu Abu Dawud).

Kita sering melihat perkumpulan – perkumpulan, klub-klub berdiri, bahkan banyak - berseliweran di sekitar kita. Yang punya Harley Davidsons (HD) bikin HDI club. Yang punya susuki satria bikin Jakarta Satria Club. Ada klub olah raga, klub motor, klub sepeda mirip motor, klub remaja, milist group dll. Itu semua menunjukkan sifat esensial manusia, yaitu berkumpul dalam kesamaan dan keseragaman seperti sesama jenisnya, tujuan atau kepunyaan. Karena semangat kodrati bahwa ruh itu mencari teman yang sejenis. Dampak dari inilah, maka dianjurkan untuk berkumpul dengan orang baik dalam rangka menjaga hati kita untuk tetap menjadi baik. Kita akan malu berbuat jelek ditengah orang yang baik. Kita sungkan bicara jorok di tengah perkumpulan orang alim. Kita takut berbuat nista di tengah para ulama. Kita terdiam – tepekur – untuk menginduksi sekeliling dan sekitar kita. Kita ternganga menginspirasi kebaikan yang ada di depan kita. Kemudian meresapi dan menyerapnya. Selanjutnya kita akan meniru tindakan baik orang di sekitar kita.

Nabi bersabda, ”Agama seseorang itu tergatung teman sepergaulannya, maka melihatlah engkau pada siapa berteman?” (Rowahu at – Tirmidzi) Teman yang baik adalah teman yang setia di kala susah dan senang. Dan hati yang baik adalah hati yang mampu beradaptasi dengan situasi apapun. Oleh karena itu segeralah melatih hati kita untuk berkumpul dengan orang-orang baik, pergaulan yang baik dan media yang baik. Sebab untuk menjadi jelek itu lebih gambang daripada menjadi baik. Sesuai kata pepatah; sebab nila setitik rusak susu sebelanga. Jadi kalau tidak krasan dengan tempat pergaulan kita cermatilah. Biasanya orang yang suka ngaji akan senang di lingkungan orang ngaji. Orang yang tidak ngaji akan gerah berada di tempat orang yang suka ngaji. Begitu sebaliknya. Dan hati kita telah berbicara dengan caranya, maka kenalilah.

Untuk berkumpul perlu media – perlu wadah. Nah kita telah mempunyai semua itu. Tinggal kemampuan dan kemauan kita untuk memilah dan memilih dalam wadah yang sesuai dengan karakteristik dan interest kita. Kalau pengin jadi orang faham, seringlah berkunjung ke majelis ta’lim, berkumpulah dengan orang yang mempunyai kefahaman tinggi. Berkunjunglah ke masjid – masjid, berkumpul dengan para mubaligh, para ulama. Jangan pergi ke bar dan diskotik. Seandainya pengin jadi orang kaya berkumpulah dengan orang kaya, biar cepat ketularan kaya. Kalau pengin pinter segeralah bergabung dengan study klub, jangan pergi ke PS – PS dan bermain terus. Namun yang terpenting dari itu semua adalah isilah hati dengan kata mutiara – kalimat hikmah. Dijamin akan berkualitas dan moncer, sehingga bisa menghilangkan sakit-sakit dan borok – borok, noktah hitam yang dikatakan sebagai ron dalam quran. Sehingga manahna bisa beunghar, luas tanpa batas. Bisa menampung serta menyaring semua aspirasi, mengimplementasikannya dengan kualitas kepribadian yang agung, yoni, mulya dan berwibawa. Sebab hati kita bugar, tidak sakit lagi.

Selain itu dengan berkumpul dengan orang yang sholih menjadikan kita mempunyai cermin yang bisa membuang segala kotoran yang ada di dalam diri kita. Orang – orang sholih itu menjadi kaca benggala buat kita. Dengannya kita tahu apa yang baik dan apa yang jelek. Jadilah kita insan paripurna. Kalau salah ada yang mengingatkan. Kalau salah ada yang menasehati. Dawuh Kanjeng Nabi SAW, “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya, seorang mukmin saudara bagi mukmin yang lain, ia harus menjaga perbuatan saudaranya dan melindunginya dari belakang.” (Adabul mufrod – Imam Bukhori, Abu Dawud – no. 4918 derajat hadist hasan).

Jadi carilah teman dan tempat pergaulan yang baik. So,....kenalilah temanmu.

Kamis, 15 Januari 2009

Tombo Hati (Obat Hati) JILID 3

Kaping pindo sholat wengi lakonono. Terbayang bukan bagaimana syahdunya instrumen musik yang dibawakan Kyai Kanjeng, ketika mengiringi lirik lagu ini. Gabungan gamelan dan instrumen modern melebur jadi satu dengan sentuhan apik versi Djadug Ferianto – yang anaknya Bagong Kussudiarto – saudaranya Si Butet dari Jogja itu. Atau aransemen yang mengiringi Opick. Benar – benar eunak. Ternyata lebih apik lagi, ketika kita bisa melaksanakan lirik lagu tersebut. Yaitu menjalankan sholat - sholat sunah. Bisa di waktu siang maupun malam, terutama sholatu al-lail.

Dari Abu Huroiroh r.a., dia berkata, Rasululloh SAW bersabda, ”Sebaik – baik puasa setelah ramadhan adalah bulan Allah Muharram, dan sebaik – baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (Rowahu Muslim, Abu Dawud, at – Tirmidzi, an – Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah didalam shohihnya).

Dalam Surah Al- Baqoroh ayat 153 Allah berfirman; “Wahai orang – orang yang beriman minta tolonglah kalian kepada Allah dengan shobar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar.”

Maksud kata sholat di sini, merujuk pada keterangan para mufassirin adalah melaksanakan sholat-sholat sunah. Dan sholat sunah itu banyak macamnya. Ada sholat sunah rowatib yaitu sholat sunah sebelum dan atau sesudah sholat wajib. Ada sholat dhuha, mulai 2 rekaat sampai 12 rekaat – yang dua - dua atau empat - empat. Ada sholat tasbih, sholat hajat, sholat istikhoroh dan sholat tahajud. Lainnya masih ada sholat syukur wudhu yaitu 2 rekaat setelah wudhu, ada tahiyyatul masjid, sholat taubat dan lain – lainnya. Begitu banyak jenis dan macamnya, tinggal kita memilih mana yang kita suka dan bisa.

Kalau sholat wajibnya tertib (awal waktu), besar kemungkinan orang tersebut dapat melakukan sholat sunah rowatib. Berbeda dengan orang yang sholat wajibnya mepet-mepet. Untuk sholat wajib saja harus berkejaran dengan waktu, otomatis tidak ada waktu tersisa buat sholat sunah.

Sholat sunah mempunyai arti penting sebab fungsinya sebagai suplemen sholat wajib kita: menambal apa-apa yang kurang dan melengkapi sesuatu yang bolong-bolong. Berarti semakin banyak melakukan sholat sunah semakin banyak waktu untuk berbisik-bisik menghadap Allah.

Dari Abu Umamah al-Bahilli r.a., dari Rasululloh SAW, beliau bersabda, “Tetapilah atas kalian qiyam al-lail, karena itu adalah kebiasaan orang – orang sholeh sebelum kalian, dan merupakan pendekatan diri kepada Rabb kalian, pelebur kesalahan – kesalahan dan pencegah dari dosa – dosa.” (Rowahu at- Tirmidzi dalam al-Jami’, Ibnu Abid Dunya dalam Kitab at-Tahajjud, Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya dan alHakim dari Abdullah bin Shalih.)

Kembali ke masalah asal, sholat sunah sebagai tombo ati, perlu racikan tertentu agar tak luntur ditelan waktu dan tak hilang diambil kesibukan. Yang pertama perlu disesuaikan adalah kecocokan waktu dan kemauan diri kita untuk melakukan itu. Sebab kendala utama adalah males. Mungkin hanya di bulan puasa saja kita agak tertib sholat sunahnya, tapi sesudahnya seperti disapu angin, ditelan badai. Kedua adalah prioritas – mana dan kapan kita tekadkan untuk melaksanakan. Jangan tunda dan tunggu-tungu lagi, keburu terluka hati ini. Simaklah hadits berikut.

Dari Abu Huroiroh r.a., bahwa Rasululoh SAW bersabda, ”Setan membuat tiga simpul di tengkuk salah satu kalian ketika tidur, di tiap – tiap simpul setan membisikkan, ’Malammu masih panjang, tidurlah terus’. Jika dia terbangun dan dzikir kepada Allah maka satu simpul terbuka, jika dia berwudhu, maka satu simpul lagi terbuka, jika dia sholat, maka seluruh simpulnya terbuka, maka dia menjadi orang yang semangat lagi berjiwa bersih, jika tidak maka dia berjiwa kotor lagi malas.” (Rowahu Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan an-Nasa’i)

Di dalam riwayat Ibnu Majah terdapatperbedaan redaksi sebagai berikut;

”...Maka dia menjadi orang yang bersemangat, berjiwa bersih, dan telah meraih kebaikan. Jika dia tidak melakukannya, maka dia menjadi orang yang malas, berjiwa kotor dan tidak meraih kebaikan.”

Jadi tunggu apalagi, segeralah bersihkan dan segarkan hati dan jiwa kita dengan sholat malam dan banyak sholat malam.

Rabu, 14 Januari 2009

Tombo Hati (Obat Hati) JILID 2

Lagu tombo ati jarang dinyanyikan dengan ugal-ugalan. Biasanya dilantunkan dengan penuh penghayatan – sambil melek merem – melek merem. Walaupun Inul sekalipun yang melantunkan, dijamin tidak ada goyang ngebornya. Lagu ini seperti punya karisma tersendiri sebab muatan isinya – yang agung dan suci.

Disebutkan bahwa obat hati yang pertama adalah moco quran sakmaknane – membaca quran beserta menghayati maknanya. Allah berfirman di dalam Surat Yunus ayat 57;”Wahai manusia sungguh telah datang kepada kalian perkeling/nasehat dari tuhan kalian dan obat bagi apa – apa yang ada di dalam dada (hati) dan petunjuk serta rohmat bagi orang – orang yang beriman.” Ayat ini dengan jelas menjelaskan bahwa sebagian dari fawaidz (manfaat atau faidah) Alquran adalah sebagai obat apa – apa yang ada di dalam dada yaitu hati. Bagaimana caranya bisa jadi obat yaitu dengan cara dibaca, dikaji dan dihayati maknanya. Sebab dengan begitu akan turun sakinah – ketenangan - dan rohmat dari Allah SWT. Imam Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shohihnya dan al-Hakim meriwayatkan sebuah hadist dari Abu Huroiroh sebagai berikut, bersabda Rasulullah SAW, ”Dan tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah dari rumah Allah sembari mereka membaca kitab Allah dan saling menderes (mengkaji) diantara mereka, kecuali malaikat mengelilingi/meliputi mereka, turun ketenangan atas mereka, dan rohmat menaungi mereka dan Allah menyebut mereka di depan para malaikat di sisiNya”. Aduhai asyiknya.

Kita sering membaca – minimal 3 ayat sehari – tapi diakui atau tidak, kita jarang sekali menghayati maknanya ayat per ayat. Apalagi kalau speed membacanya cepat, banyak makna yang tertinggal atau ketinggalan. Makna yang terkandung dalam ayat yang dibaca acap terlewat begitu saja. Kecuali, mungkin – ayat yang sudah sering kita hafal benar artinya seperti dalil-dalil pokok, pasti baru ngeh. Jadi ada hambatan psikologis, mengenai pemahaman makna ketika kita sedang membaca. Apalagi yang bahasa arabnya kurang bagus – bukan mubaligh maksudnya – insya allah punya kendala yang besar untuk memahami apalagi sambil membaca. Padahal kata para sayyid, ulama salaf – yang ada dalam gandangannya dikatakan bahwa :

Wa khairu jaliisu laa yumallu haditsuh

Wa tardatuhu zadathu fiihi tajammulan

Sebaik-baik teman duduk adalah quran, dimana ceritanya tidak membosankan dan kalau mengulang-ngulangnya akan semakin bertambah dan terasa keindahannya.

Mari kita meraihnya, seperti gandangan itu, menjadikan alquran teman duduk, mengulang ceritanya dan mendapatkan keindahannya. Terlebih bagi yang bersuara emas. Dari Barra’ bi Azib r.a, dia berkata Rasulullah SAW bersabda, “Hiasilah Al-quan dengan suara kalian.” (diriwayatkan didalam Abu Dawud, an – Nasa’i dan Ibnu Majah).

Ketika kita membaca quran semua panca indera terpusat menjadi satu. Mata melihat deretan hurufnya, telinga mendengarkan suara yang kita dendangkan, pikiran terpusat ke makna ayatnya. Sedangkan kulit kita merasakan getaran suasananya. Syahdu. Dan hati kita terkonsentrasi – terinduksi oleh kesadaran indera kita sehingga sejuk – tenang – damai – khusyu pembawaannya sebab diliputi rohmat adanya. Ditambah lagi, bahwa ketika kita sedang membaca quran laksana kita berbincang langsung dengan Allah. Hal ini menyambungkan sifat rahim yang ada di kita pada rahimnya Allah. Penuh kasih – penuh cinta yang akhirnya terpancar pada kepribadian kita. Oleh karena itu, kenapa orang yang faqih tidak bosan-bosannya untuk membaca quran dan menemukan betapa indahnya syair dan kandungan ceritanya. Terkadang pula menangis dibuainya. Sebab hati menjadi tenang – sejuk dan damai karenanya. Berlama-lama akan semakin suka. Berlama-lama semakin aduhai.

Bagaimana kalau kita tidak menemukan itu ketika membaca quran? Berarti belum menemukan blessing in quran. Dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Yang jelas kalau saat ini kita telah melakukan rutinitas membaca quran, berarti tinggal selangkah lagi untuk menemukan blessing itu. Percayalah. Selangkah lagi untuk menemukan rahasia hati – mengobati hati. Mengelola naik-turunnya iman yang termuat didalamnya. Teruslah mencoba dan mencoba.

Sebagai penutup ingatlah hadist berikut. Dari Abu Huroiroh r.a, dia berkata Rasululloh SAW bersabda, ”Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dalam satu malam, maka dia tidak akan dicatat termasuk orang – orang yang lalai.” (rowahu Hakiim) Semoga mencukupi dan memotivasi untuk membaca lebih dari 3 ayat sehari.

Selasa, 13 Januari 2009

Selayang pandang ilmu hadist

Assalamu'alaikum wr. wb.

Hadits adalah sumber ajaran kedua setelah Al Qur'an bagi umat Islam. Artinya, Hadits sebagai dasar dan dalil yang mengatur tentang masalah aqidah, hukum dan etika bersama Al qur'an.

Kedudukan Hadits bagi Al Qur'an adalah sebagai :

1. Bayan tafsir: menjelaskan apa yang terkandung dalam Al Qur'an. Penjelasan itu berupa:
- Merinci yang mujmal: misalnya, Al Qur'an mewajibkan wudhu' bagi orang yang akan sholat. Hadits menjelaskan rincian wudhu, bilangan membasuh dan batas-batas membasuh.
- Membatasi yang mutlaq: misalnya Al Qur'an menetapkan hukum potong tangan bagi pencuri. Hadits menjelaskan tentang batasan nilai barang yang dicuri yang menyebabkan terjadinya hukum potong tangan.
- Mentakhshish yang 'am: misalnya Al Qur'an menjelaskan tentang waris dan orang-orang yang berhak mendapat warisan. Hadits memberi pengecualian bagi orang yang membunuh tidak berhak mendapat waris.
2. Bayan taqrir: menjelaskan ketetapan-ketetapan dalam Al Qur'an. Misalnya, menjelaskan wajibnya wudhu' bagi orang yang akan sholat sebagaimana Al Qur'an telah menjelaskan demikian.
3. Bayan tasyri': menetapkan berlakunya hukum baru. Misalnya, menetapkan hukum bagi pelaku zina muhshon (orang yang telah berkeluarga).

Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW berupa ucapan (qauly), perbuatan (fi'ly) dan ketetapan (taqriry).

Hadits qauly adalah hadits yang berisi tentang ucapan Nabi SAW. Hadits fi'ly berisi tentang perbuatan Nabi SAW yang dideskripsikan oleh Sahabat. Sedang hadits taqriry adalah hadits yang berisi tentang persetujuan atau ketetapan Nabi SAW terhadap ucapan atau perbutan yang dilakukan oleh Sahabat.

Hadits qauly menempati derajat pertama dari segi keshahihannya, kemudian hadits fi'ly. Sedang hadits taqriry menempati posisi paling lemah.

Berdasarkan susunannya, hadits terdiri dari sanad dan matan. Sanad atau isnad adalah mata rantai periwayatan Hadits dari penulis hadits dengan generasi di atasnya hingga kepada Nabi SAW. Sedang matan adalah redaksi atau bunyi hadits.

Berdasarkan sampai dan tidaknya suatu riwayat kepada Rasulullah SAW, hadits terbagi menjadi 3 macam: Hadits Marfu', Hadits Mauquf dan Hadits Maqthu'.

Hadits Marfu' adalah hadits yang periwayatannya sampai kepada Rasulullah SAW. Hadits Mauquf adalah hadits yang periwayatannya sampai kepada Sahabat. Sedang hadits Maqthu' adalah hadits yang periwayatannya sampai pada Tabiin. Berdasarkan pengertiannya, hadits yang bisa dijadikan dasar hukum umat Islam adalah Hadits Marfu'. Sedang Hadits Mauquf hanya mencapai tingkat khabar dan Hadits maqthu' hanya mencapai tingkat atsar.

Menurut jalur periwayatannya, hadits terbagi atas hadits mutawatir dan hadits ahad. Hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan banyak orang dalam setiap generasi sanad, dari awal sanad hingga akhir, ditangkap secara inderawi dalam proses penyampaiannya dan mustahil terjadi persekongkolan bohong. Sedang hadits ahad adalah hadits yang diriwayatkan melalui jalur dari segi jumlahnya tidak memenuhi syarat mutawatir.

Hadits ahad dari segi penerimaannya terdiri atas hadits maqbul (diterima) dan hadits mardud (ditolak). Haidts maqbul meliputi hadits shahih dan hadits hasan. Hadits mardud meliputi hadits dhaif dan hadits maudhu'.

Hadits shahih, suatu hadits yang mempunyai syarat-syarat:

a. Sanadnya muttashil (sambung bersambung) sampai kepada Rasulullah SAW.
b. Para perawinya terdiri atas orang-orang yang: adil, istiqomah (kokoh pada pendiriannya), kuat daya ingatnya, menjaga muru'ah (kehormatannya), tidak fasik, berakhlaq baik.
c. Kedudukan haditsnya tidak syadz (janggal), tidak ada sesuatu yang tersembunyi atau tidak nyata yang menyebabkan hadits menjadi cacat (illat).

Hadits hasan memiliki syarat-syarat menyerupai shahih tetapi dari segi daya ingat perawinya berada di bawah shahih.

Hadits dhaif adalah hadits yang sanadnya tidak muttashil, materi haditsnya syadz atau terdapat cacat, diriwayatkan oleh orang yang tidak adil, kurang kuat daya ingatnya. Sedangkan hadits maudhu' adalah hadits yang dicurigai palsu atau buatan karena dalam rangkaian sanadnya terdapat orang yang terindikasi berdusta.

Methode penyampaian hadits ada 8, yaitu:

1. As Sama'
yaitu suatu metode penyampaian langsung antara guru dengan murid. Guru membacakan hadits, bentuknya bisa membaca hafalan, membacakan kitab, tanya-jawab atau dikte. Dalam proses penyampaian hadits, metode inilah yang paling kuat. Istilah yang dipakai adalah: Sami'tu, Haddatsana.

2. Al 'ardhu
yaitu seorang murid membacakan hadits dihadapan guru. Dalam methode ini seorang guru dapat mengoreksi hadits yang dibacakan murid. Istilah yang dipakai adalah: Akhbarona.

3. Al ijazah
yaitu pemberian ijin seorang guru kepada murid untuk meriwayatkan hadits tanpa membacakan hadits satu per satu. Istilah yang dipakai adalah: An ba ana.

4. Al Munawalah
yaitu seseorang memberi satu atau beberapa buah hadits kepada orang lain tanpa menyuruh untuk meriwayatkannya. Istilah yang dipakai adalah: An ba ana.

5. Al Mukatabah
yaitu seseorang memberi catatan hadits kepada orang lain. Hal ini mirip dengan methode ijazah.

6. I'lam As Syaikh
yaitu guru menginformasikan kepada muridnya, bahwa buku tertentu adalah hasil periwayatannya dari seseorang tanpa menyebut namanya.

7. Al Washiyah
yaitu guru mewasiatkan buku catatan hadits kepada muridnya sebelum meninggal dunia.

8. Al wijadah
yaitu seseorang menemukan catatan hadits seseorang tanpa ada rekomendasi untuk meriwayatkan hadits itu.

Banyak pendapat berkenaan dengan methode wijadah. Ulama dari Malikiyah menolak methode ini, sedangkan ulama As Syafiiyyah menerimanya.

Ulama Malikiyah berpendapat, bahwa methode wijadah tidak bisa diterima riwayatnya, karena methode ini masuk katagori maqthu', terputus jalan periwayatannya karena tidak adanya pertemuan langsung antara guru dengan murid. Syekh Al Albany dalam kitabnya "Ad Dhaifah" cenderung mendhaifkan. Begitu pun Ibnu Katsir dalam "Tafsir Al Qur'an Al Adzim".

Sedangkan As Syafi'iyyah berpendapat boleh. Pendapat ini didukung oleh Imam Nawawy dan Ibnu Sholah. Dalam kitab "Ulumul Hadits" Ibnu Sholah mengatakan: "Inilah yang mesti dilakukan pada masa-masa akhir ini. Karena seandainya pengamalan itu tergantung pada periwayatan hadits maka akan tertutuplah pintu pengamalan hadits yang dinukil (dari Nabi SAW) karena tidak mungkin terpenuhi syarat periwayatan padanya."

Tentu saja pembolehan ini ada batasannya. Sebagaimana disyaratkan dalam kitab "Al Baitsul Hatsits", bahwa penulis kitab yang ditemukan (diwijadahi) adalah orang yang terpercaya dan sanad haditsnya shahih, sehingga wajib mengamalkannya.

Mereka yang membolehkan ini bersandar pada sabda Rasulullah SAW:

"Mahluk mana yang menurut kalian (para sahabat) paling menakjubkan keimanannya?" Mereka berkata: "Para malaikat." Nabi SAW bersabda: "Bagaimana mereka tidak beriman, sedang mereka di sisi tuhan mereka." Mereka (para sahabat) menyebut: "Para nabi." Nabi SAW menjawab: "Bagaimana mereka tidak beriman, sedang wahyu turun kepada mereka." Mereka mengatakan: "Kalau begitu kami." Beliau menjawab: "Bagaimana kalian tidak beriman, sedang aku ada di tengah-tengah kalian." Mereka mengatakan: "Lalu siapakah wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Orang-orang yang datang setelah kalian, mereka mendapatkan lembaran-lembaran lalu mereka beriman dengan apa yang di dalamnya." (HR. Ahamad, Ad Darimy).

Demikian sekilas uraian tetang ilmu hadits, semoga dapat menambah wawasan kita tentang tahammul wal ada' (menerima dan menyampaikan) dalam proses transformasi ilmu hadits.

Menjaga Niat

Sebagai perkeling buat kita saat ini, saya ingin menyampaikan sedikit tarikh islam yaitu mengenai Masjid Dhiror yang tersebut di dalam Surat Taubat ayat 107 – 108. Kenapa? Karena ada ’kemiripan pola’ jaman itu dengan keadaan sekarang. Maksud saya ketika islam mulai berjaya dan banyak bangunan – bangunan didirikan. Tujuannya hanya satu yaitu tetep menjaga niat kita semua. Niat yang benar, mukhlish lillah karena Allah.

Kebencian Abudullah bin Ubay bin Salul kepada Rasulullah saw sudah sampai ke ubun-ubun. Abdullah bin Ubay merasa bahwa sejak Rasulullah SAW hijrah ke Madinah dianggap pesaing beratnya. Namun, untuk melawan secara langsung tidak mungkin, karena Rasulullah SAW amat dicintai golongan Anshor, Muhajirin, dan kelompok minoritas lainnya. Maka, yang dapat ia lakukan adalah politik lempar batu sembunyi tangan. Salah satu program lempar batu sembunyi tangan untuk memecah belah kelompok di wilayah Madinah adalah dengan mendirikan masjid, yang disebut dengan Masjid Dhiror.

Singkat cerita, Abdullah bin Ubay dan kroni-kroninya selesai membangun Masjid Dhiror. Abdullah bin Ubay lalu mendatangi Nabi SAW dan memintanya mengimami shalat jenazah di masjid itu. Pulang dari medan perang Tabuk, Nabi SAW berhenti sebentar di Dzi Awan, suatu tempat jarak perjalanan kaki satu jam dari kota Madinah. Di samping Nabi, mereka juga menunggu kedatangan Abu Amir, seorang pendeta Nasrani dari Suriah yang akan datang dengan pasukan romawinya. Tapi sayang, Abu Amir tidak datang karena keburu meninggal di Suriah.

Semula Nabi SAW akan datang memenuhi undangan tersebut. Namun Umar bin Khatthab memprotes Nabi SAW karena telah lama mengenal Abdullah bin Ubay dan konco - konconya sebagai pihak yang sering merugikan Islam dan umatnya. Namun, Nabi SAW belum memiliki alasan kuat untuk membatalkan kedatangannya ke masjid itu hingga turun ayat 107-108 surat At-Taubah.

Dan orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta. Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.

Atas wahyu itu, Nabi SAW memanggil sahabat Malik bin Dakhassy, Ma'un bin Ady, dan Ashim bin Ali ''Berangkatlah kalian ke Masjid Dhiror yang dibangun oleh orang zalim dan munafik itu. Bakar dan hancurkan,'' kata Nabi.

Kisah tadi merupakan salah satu contoh bagaimana orang atau kelompok orang yang di dalam hatinya memiliki niat yang jelek alias jahat. Suatu niat tersembunyi di dalam hati, yang sangat sulit untuk dideteksi. Hanya pelakunya dan Allah saja yang mengetahui, sehingga Nabi pun sebagai manusia bisa terkecoh juga. Namun, sekalipun niat itu tersembunyi di dalam hati, tetapi buahnya akan dituai sesuai dengan lurus tidaknya niat itu. Barang siapa menabur angin, dia pasti akan menuai badai. Barang siapa yang memiliki niat busuk, maka dia akan menerima akibat di belakang hari sesuai dengan yang diniatkan itu. Allah berfirman dalam Surat Yunus ayat 23: ”Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri.”

Banyak sekarang kita memiliki dan mendirikan bangunan – bangunan yang wah, tetapi sudahkah kita yakin bahwa niat kita tidak berubah? Tetap murni – li i’la kalimatullahi hiyal ulya. Hal – hal itu tidak mempengaruhi kepribadian kita? Sedikit pun? Alhamdulillah jika tetap terjaga niat kita. Namun jika hal itu berpengaruh terhadap diri kita, mari segera kembali. Sadarkan diri, sebelum semua itu berbalik kepada diri kita dan percuma ’ndak ada pahala di sisiNya.

Rasulullah SAW bersabda; ”Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan bahwa tiap-tiap orang itu mendapat balasan sesuai apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari).

Kadang secara tak sadar saya menirukan lagunya Lobow, ketika berada di samping istri;

Kau cantik hari ini/Dan aku suka

Kau lain hari ini/Dan aku suka.

Apa coba maksudnya? Itulah suasana hati. Apa yang kita lakukan terkadang adalah cerminan niat dalam diri kita. Dan sering memang kita tidak menguasainya. Mungkin di kesempatan lain, di tempat lain dan suasana yang lain kita bisa berbuat lebih dari itu. Bisa pamer, ingin dipuji, maksud samar dan lainnya yang membuat amal perbuatan kita jadi muspro.

So, berhati-hatilah dengan suasana hati kita, yang kadang-kadang tidak bisa kita kendalikan. Memang benar bahwa kita itu memiliki hati, namun kita tidak mungkin menguasai hati kita sepenuhnya. Perlu perjuangan berat dan melelahkan untuk menjaga hati kita, agar ingat sepenuhnya setiap waktu - setiap saat hanya kepadaNya. Dan kepada kita diajarkan untuk berdoa: Wahai, Zat yang Membolak-balikkan hati, berilah kami ketetapan hati di dalam agama-Mu!

Tombo Hati (Obat Hati)

Tombo ati (Obat Hati)

Sering kita mendengar lagu ini. Bahkan grupnya Emha – Kyai Kanjeng – sempat mempopulerkan kembali – repro – lagu ini. Dengan latar gamelan tradisional lewat aransemen Djadug Ferianto, alunan lagu ini serasa nikmat sekali didengar. Tak kalah juga lantunan Opick yang syahdu itu. Gubahan lagu ini terus menusuk relung jiwa. Bahkan tak jarang mulut kita ikut menirukan, seraya lagi mendendangkannya. Di masyarakat jawa ; Jawa Tengah dan Jawa Timur – utamanya komunitas NU, lagu ini adalah lagu andalan yang sering jadi lagu puji-pujian di masjid. Saya sendiri sudah mengenal dan hafal lagu ini sejak SD. Yah tak lain, karena dulu memang sering dilantunkan sehabis adzan menunggu pelaksanaan sholat berjamaah di masjid dekat rumah. Lagu itu hafal di luar kepala. Lirik lagu itu kira-kira begini (versi Opick, sebab ada beberapa versi menurut dialek masing2 daerah) :

tombo ati iku limo perkarane
kaping pisan moco Qur’an lan maknane
kaping pindo sholat wengi lakonono
kaping telu wong kang sholeh kumpulono
kaping papat kudu weteng ingkang luwe
kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
salah sawijine sopo biso ngelakoni
mugi-mugi Gusti Allah nyembadani

obat hati ada lima perkaranya
yg pertama, baca Qur’an dan maknanya
yang kedua, sholat malam dirikanlah
yg ketiga, berkumpullah dng orang sholeh
yg keempat, perbanyaklah berpuasa
yg kelima, dzikir malam perpanjanglah
salah satunya siapa bisa menjalani
moga-moga Gusti Allah mencukupi

Kami tidak bermaksud mengajak anda menghafal lagu ini tentunya, namun kami ingin mengambil manfaat dari apa yang sering kita dengar. Lagu ini tidak diketahui pasti siapa penciptanya. Lebih gampang disebut sebagai tutur - tinular. Namun kandungan hikmahnya tidak bisa kita sangkal begitu saja. Sebab apa yang disampaikan benar adanya. Mungkin penciptanya adalah seorang yang berilmu tinggi (ulama) sehingga bisa merangkai sedemikian rupa : bahasa sederhana, mudah dicerna, mudah diingat, santun berirama dan melegenda. Ada yang bilang ini salah satu produk wali songo. Konon katanya karya Sunan Bonang. Tapi Gus Dur bilang bahwa itu adalah judul sebuah sajak berbahasa Arab ciptaan Sayyidina Ali, yang oleh KH. Bisri Mustofa dari Rembang (ayah KH. A. Mustofa Bisri) diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dengan menggunakan judul yang sama. Wallahu a’lam. Meminjam idiom dalam film Naga Bonar; itu tidak penting! Yang penting adalah mari kita ambil kalimat hikmah itu menjadi bagian dari hidup kita, bukan?

Dari sini kami bermaksud akan menunjukkan atsar - atsar yang mendasari untaian lirik tembang tersebut – dari sumber Quran dan hadist. Kita sudah faham bahwa menetapi islam itu harus berdasarkan Al-qur'an dan Al hadist, maka akan lebih lengkap jika kita mampu menjaga hati kita dengan 5 obat hati di atas. Hati adalah tempatnya keimanan – jika baik hati kita, maka baik seluruh tubuh kita dan amalan kita. Sebaliknya jika jelek hati kita, maka jelek pula tubuh kita sehingga menghasilkan perbuatan-perbuatan yang jelek sebagai buahnya.

teman2.., barangkali kita mengikat hati kita terlalu ketat sehingga terluka, maka inilah (mungkin) obat penawarnya. Padahal kita juga tahu, bahwa sebenarnya tidak ada yang baru dengan tembang tersebut. Namun, dalam hidup ini terkadang kita perlu sesuatu yang bersifat baru, walaupun dari barang lama alias daur ulang. Setidaknya sekedar idiom – istilah atau apalah – yang bisa menggugah lagi semangat kita dalam beribadah. Khususnya dalam menjaga hati, maka ingatlah selalu tombo ati iku limo perkarane.

Senin, 05 Mei 2008

Dialog Muhammad SAW dengan Iblis


Naskah ini disarikan dari dua rujukan. Terdapat beberapa perbedaan kecil atas terjemahan , kami mencoba merangkumnya. Source -I : Bab-II POHON SEMESTA / Pustaka Progressif / Cetakan-I/Oktober 1999. Dari Kitab Sajaratul Kaun oleh Muhyiddin Ibnu Arabi / Darul 'Ilmi al-Munawar asy-Syamsiyah, Madinah. Translated by : Nur Mufid, Nur Fu'ad.. Source-II : Dari Judul Asli : Syajaratul Kaun dan Hikayah Iblis. Risalah Muhyiddin Ibnu al-'Arabi [Mesir : Mushthafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh, 1360/1941 ] Translated By : Wasmukan, Risalah Gusti / Cetakan-II, Mei 2001

Dengan asma Allah, Yang Maha Rahman, Yang Maha Rahiim.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam bagi Muhammad SAW, serta salam bagi keluarganya yang suci juga bagi semua sahabat Rasulullah yang mulia.

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya tertancap kuat dan cabangnya (menjulang tinggi) ke langit, (QS. 14:24)

Topik Renungan :

NGERI !!, KHAWATIR !! TAKUT !! WASPADA !! ISTIGHFAR, TAUBAT, DZIKIR, TAFAKKUR

Kisah Dialog Rasulullah SAW

Dengan Iblis

Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata : " Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar : " Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku ". Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :" Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu ?". Para sahabat menjawab , " Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui ". Rasulullah berkata : " Dia adalah Iblis yang terkutuk - semoga Allah senantiasa melaknatnya" . Umar bin Khattab r.a. berkata :" Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya? ". Nabi SAW berkata pelan :" Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiyamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian ! ".

Ibnu Abbas berkata : " Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke-atas, tidak kesamping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan / kerbau [tsur]. Dia berkata, " Assalamu 'alaika ya Muhammad, assalamu 'alaikum ya jamaa'atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]". Nabi SAW menjawab :" Assamu lillah ya la'iin [Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis".

Iblis berkata :" Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah] ."

Nabi SAW berkata :" Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?".

Iblis berkata," Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku 'Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepa-damu'. Allah SWT bersabda," Demi kemulia-an dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu". Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku".

Rasulullah kemudian mulai bertanya :" Jika kamu jujur, beritahukanlah kepada-ku, siapakah orang yang paling kamu benci ?".

Iblis menjawab :" Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu".

Rasulullah SAW :" Siapa lagi yang kamu benci?".

Iblis :" Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT".

Rasulullah :" Lalu siapa lagi ?".

Iblis :" Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar".

Rasulullah :" Lalu, siapa lagi ?".

Iblis :" Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran".

Rasulullah :" Lalu, siapa lagi ?".

Iblis :" Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya ".

Rasulullah :" Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar ?".

Iblis :" Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar ".

Rasulullah :" Lalu, siapa lagi ?".

Iblis :" Orang kaya yang bersyukur ".

Rasulullah bertanya :" Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur ?".

Iblis :" Jika aku melihatnya meng-ambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal".

Rassulullah :"Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat ?".

Iblis :"Aku merasa panas dan gemetar".

Rasulullah :"Kenapa, wahai terlaknat?".

Iblis :" Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat". Rassulullah :"Jika mereka shaum ?".

Iblis : " Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa".

Rasulullah :" Jika mereka menunaikan haji ?".

Iblis :" Saya menjadi gila".

Rasulullah :"Jika mereka membaca Al Qur'an ?'.

Iblis :' Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api".

Rasulullah :" Jika mereka berzakat ?".

Iblis :" Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji / kapak dan memotongku menjadi dua".

Rasulullah :" Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ?".

Iblis :" Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya".

Rasulullah :"Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?".

Iblis :" Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam".

Rasulullah :" Apa pendapatmu tentang Umar ?".

Iblis :" Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya".

Rasulullah :"Apa pendapatmu tentang Utsman ?".

Iblis :" Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya".

Rasulullah :"Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib ?".

Iblis :" Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu".

Rasulullah :" Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat".

Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad :" Hay-hata hay-hata [tidak mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis [ikhlas]".

Rasulullah :"Siapa yang mukhlis itu menurutmu ?".

Iblis dengan panjang-lebar menjawab :" Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah] termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da'wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur'an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr] :" (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:"Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:"Sesungguhn ya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam". (QS. 59:16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, " Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua". Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja.

Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya:" Masih ada waktu, sementara engkau sibuk". Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,' Lihatlah kiri-kanan', lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya,' Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya'. Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.

Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia 'mencucuk' shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan 'lijam' [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.

Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi pendengar kami yang setia.

Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,' Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni'mat dari Allah'. Aku katakan kepada orang yang sakit :" Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :" Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, ......... Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan". Sampai dia mati dalam keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.

Nabi berkata :" Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu ?".

Iblis :" Pemakan riba".

Nabi :" Siapa teman kepercayaanmu [shadiq] ?".

Iblis :" Pe-zina".

Nabi :" Siapa teman tidurmu ?".

Iblis :" Orang yang mabuk".

Nabi :" Siapa tamumu ?".

Iblis :" Pencuri".

Nabi:" Siapa utusanmu ?".

Iblis :"Tukang Sihir".

Nabi :" Apa kesukaanmu ?".

Iblis :" Orang yang bersumpah cerai".

Nabi :"Siapa kekasihmu ?".

Iblis :"Orang yang meninggalkan shalat Jum'at".

Nabi :"Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu ?".

Iblis :"Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah".

Nabi :" Apa yang melelehkan badanmu ?".

Iblis:"Tobatnya orang yang bertaubat".

Nabi:"Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu ?".

Iblis:" Istighfar yang banyak kepada Allah siang-malam.

Nabi:" Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?".

Iblis:" Zakat secara sembunyi-sembunyi" .

Nabi:" Apa yang membutakan matamu ?".

Iblis :" Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh]".

Nabi:" Apa yang memukul kepalamu ?".

Iblis:" Memperbanyak shalat berjamaah".

Nabi:" Siapa yang paling bisa membahagiakanmu ?".

Iblis :" Orang yang sengaja meninggalkan shalat".

Nabi:" siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?".

Iblis:"Orang kikir / pelit".

Nabi:" Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu] ?".

Iblis:" Majlis-majlis ulama".

Nabi:" Bagaimana kamu makan ?".

Iblis:"Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku" .

Nabi:"Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas ?".

Iblis:" Dibalik kuku-kuku manusia".

Nabi:" Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah ?".

Iblis:" Sepuluh perkara".

Nabi:" Apa itu wahai terlaknat ?".

Iblis :" Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah :

Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. 17:64)

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah :" ....... , dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki ...... (QS. 17:64) . Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Qur'an, maka syair adalah al-Qur'anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya. (QS. 17:27)

Rasulullah berkata :" Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu" .

Lalu Iblis meneruskan :" Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku :" Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta". Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat.

Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamer-kan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.

Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya,' keluarkan tanganmu'. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.

Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan " Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya", dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.

Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud : Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (QS. 11:119) dilanjutkan dengan : Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (QS. 33:38)".

Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis : " Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjamin-mu masuk surga".

Ia iblis menjawab :" Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya".

Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi.

Hikmah dari Kisah tersebut di atas

Sebagai upaya mencari hikmah dalah kisah di atas, rangkuman ini barangkali berguna untuk direnungkan :

· Kita perlu semakin menancapkan keyakinan, bahwa syaithan tidak punya kuasa sedikitpun bagi orang-orang yang disucikan-Nya.

· Jadi upaya kita adalah memohon kepada Allah Ta'Ala agar Dia ridho dan berkenan membersihkan segala dosa baik sengaja maupun tidak untuk mendapatkan ampunan-Nya.

· Bila kita simak, perbedaan mendasar keyakinan Iblis adalah tidak ada keinginannya untuk bertaubat, walau Rasulullah SAW telah menghimbaunya bahkan dengan menawarkan jaminan untuk mendapatkan ampunan. Dengan tegas Allah berfirman : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (QS. 20:82).

· Bila kita cermati hadangan dan rintangan yang akan dilakukan oleh Iblis dari kisah tersebut membuat kesadaran bahwa upaya untuk menjalani kehidupan sungguh tidak mudah.

· Hanya karena Maha Rahman dan Maha Rakhiim-Nya sajalah kita akan selamat dalam menjalani kehidupan ini hingga akan selamat dari jebakan-jebakan syaithan.

Namun perlu juga di-ingat, Rasulullah juga pernah mengata-kan bahwa Jihad Terbesar adalah Mengalahkan Hawa Nafsu Kita Sendiri.

Mohon maaf jika tidak berkenan,

Alhamdulillah jaza kumullohu khoiro, semoga Alloh memberi manfaat dan barokah