Kepahaman agama merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan memiliki
kepahaman agama yang kuat, maka seseorang bisa mempertahankan agamanya,
tidak terpengaruh dengan keadaan lingkungannya, bahkan bisa mempengaruhi
orang-orang lain untuk berbuat kebaikan.
Sebagaimana isi hadits berikut:
فَقِيهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ رواه ابن ماجة
Satu orang yang paham agama lebih berat bagi syetan untuk menggodanya
daripada seribu orang yang beribadah (namun tidak paham agama)
Oleh karena itu, agar bisa meningkatkan dan menetapkan kepahaman agama
tersebut, ada langkah-langkah yang bisa dilakukan, di antaranya yaitu:
1. Memperbanyak mengaji dan mendatangi pengajian
Materi yang seharusnya ada dan diajarkan di pengajian ini tentunya adalah
Al-Qur’an dan Al-Hadits. Kedua materi ini merupakan dua pedoman utama di
kalangan umat Islam. Dengan banyak mengaji, maka akan memiliki ilmu yang
banyak, bisa mengerti mana yang halal, mana yang harom, dan mana yang subhat
(ragu-ragu), mana yang haq dan mana yang batal, mana yang seharusnya
dikerjakan dan mana yang seharusnya ditinggalkan. Prakteknya adalah:
1.. yang bisa mengajarkan yang tidak bisa
2.. yang tidak bisa meminta yang bisa untuk diajari
3.. kalau sendirian disempatkan waktunya untuk membuka-buka kembali ilmu
Qur’an Hadits yang pernah didapat
Dengan memiliki ilmu yang banyak dan ketertiban mengaji, seseorang bisa
memiliki rasa takut dan rasa taqwa kepada Alloh, sesuai dengan firman Alloh:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاؤُا ...الأية * سورة فاطر
28
Sesungguhnya hamba-hamba Alloh yang takut kepada Alloh hanyalah orang-orang
yang berilmu …
Dalam mengaji diharapkan terdapat kemauan dan kesungguhan untuk mengerti
ilmu-ilmu yang dipelajari, sehingga benar-benar mantap dalam memahami isi
Al-Qur’an dan Al-Hadits, dan merasa bangga dengan kebenaran agama Islam yang
sumbernya Al-Qur’an dan Al-Hadits ini.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ * سورة الأنفال 2
Sesungguhnya yang disebut sebagai orang iman itu adalah orang-orang yang
ketika disebut nama Alloh maka tergetar hatinya, dan ketika dibacakan atas
mereka ayat-ayat Alloh, maka tambahlah keimanannya, dan terhadap Tuhannya
mereka berserah diri.
Sedangkan Nabi pernah bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِِنَّمَا الْعِلْمُ بِتَّعَلُّمِ وَالْفِقْهُ
بِالتَّفَقُّهِ وَمَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرً يُفَقِّهُ فِى الدِّيْنِ وَ
اِنَّمَا يَخْشَ اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاؤُا * رواه الطبرانى عن معاوية
Wahai manusia, sesungguhnya ilmu itu (diperoleh) dengan belajar, dan paham
agama itu diperoleh dengan berusaha mencari kepahaman, dan barang siapa
dikehendaki baik oleh Alloh, Alloh memahamkannya terhadap agama, dan
sesungguhnya yang bisa bertaqwa kepada Alloh adalah hamba-hamba-
berilmu.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidaklah mungkin jika seseorang
merasa sudah memiliki kepahaman agama yang kuat jika tidak menertibkan
mengaji. Ilmu Islam adalah sangat luas. Masih banyak ilmu-ilmu di dalam Qur’an
dan Hadits yang mungkin belum kita kaji. Maka marilah kita berlomba-lomba
untuk mengaji dan mencari ilmu sebanyak-banyaknya.
2. Senang mendengarkan nasihat agama
Keimanan ada kalanya ada di atas, ada kalanya pula ada di bawah. Karena itu
pulalah salah satu do’a yang sering dibaca oleh Nabi adalah:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ * رواه الترمذى كتاب
الدعوات
Wahai Zat Yang Membolak-balikkan Hati, tetapkanlah hatiku dalam agamamu
Selain membaca do’a tersebut, agar keimanan tetap terjaga dan meningkat,
maka kita memerlukan masukan-masukan berupa nasihat agama. Sebagaimana
firman Alloh:
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ * سورة الذاريات 55
Dan peringatkanlah Muhammad, maka sesungguhnya peringatan itu bermanfaat
bagi orang-orang yang beriman
Bagi orang iman, jika menerima nasihat pasti bermanfaat baginya dan
bertambah kepahamannya. Dan jangan sampai kita tidak mau mendengarkan dan
menerima nasihat, karena akan diancam oleh Alloh:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى * سورة طه 124
Barang siapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya
kehidupan yang sempit (di dunianya) dan akan dikumpulkan dia di hari kiamat
dalam keadaan buta
Dengan sering mendengarkan nasihat, maka kita akan selalu mendapatkan
penerangan dan peringatan ke jalan yang benar. Jika langkah kita sudah
benar, maka kita bisa tambah yakin dan tambah bersyukur karena sudah berada
di dalam kebenaran. Sedangkan jika langkah kita salah, maka dengan adanya
nasihat bisa membetulkan langkah kita dan kita selalu bisa bersyukur karena
selalu diarahkan dalam kebenaran.
3. Banyak bergaul dengan orang yang sholih
Dengan banyak bergaul dengan orang yang sholih, maka akan selalu ada yang
mengingatkan kita jika kita melakukan kesalahan. Separah-parahnya, kita akan
merasa malu jika kita melakukan kesalahan di depan teman kita tersebut. Akan
tetapi dengan banyak bergaul dengan orang-orang yang tidak sholih, jangankan
dinasihati jika kita berbuat salah, bahkan kita diajak untuk mengerjakan
perbuatan maksiat. Gambaran teman bergaul yang baik dan tidak baik adalah
seperti hadits di bawah ini:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ
الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ
مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ
إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً * رواه
البخارى
Perumpamaan teman duduk (teman bergaul) yang baik (sholih) dan teman duduk
yang jelek sebagaimana gambaran orang menjual minyak wangi dan ubupan pandai
besi. Tidak melewatkan kepadamu orang yang menjual minyak wangi, adakalanya
kamu membeli minyak wangi atau kamu menjumpai mendapatkan baunya. Sedangkan
ubupan pandai besi akan membakar badanmu atau pakaianmu, atau (setidaknya)
kamu akan menjumpai bau yang tidak enak
Karena sebagian waktu kita digunakan untuk bergaul dengan teman-teman kita,
maka sangatlah penting untuk memilih teman bergaul. Karena adanya godaan
syetan, manusia lebih senang melakukan perbuatan yang melanggar dibanding
melakukan perbuatan baik. Adanya teman bergaul yang baik akan mempengaruhi
kita untuk berbuat baik juga dan menjauhkan kita dari mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang melanggar. Setipis-tipisnya keimanan dan kepahaman
seseorang, lama kelamaan akan meningkat juga keimanan dan kepahamannya jika
bergaul dengan orang-orang yang baik. Dari suatu hadits, Nabi pernah
bersabda:
حَدَّثَنَا ابْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ وَأَبُو دَاوُدَ قَالَا
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ وَرْدَانَ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
* رواه أبو داود
Tingkah laku seseorang akan mengikuti tingkah laku kekasihnya atau temannya.
Maka (lihatlah) siapa yang akan dijadikan kekasih atau teman
Sumber: CAI 2002 (hal. 71, 75-77), CAI 2004 (hal. 65-67)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar